Satu hal yang gue sesali setelah menjalani 10 tahun pernikanan adalah, gue terlambat mempelajari literasi keuangan dan instrumen investasi. Tidak terhitung berapa banyak uang suami gue yang hilang karena keputusan financial gue yang ternyata ngaco banget-- maaf pak suami.
Tahun 2020 saat COVID mulai menyerang seluruh dunia, ternyata ilmu financial juga ikut menyerang. Salah satu influencer yang saat Itu membuka mata gue adalah mas Deny Rachmat, dia menjelaskan secara runut dalam bahasa sederhana tentang reksadana, saham dan juga asuransi, yang akan gue coba jelaskan juga di postingan kali ini.
Kita mulai dulu dengan asuransi. Pada dasarnya asuransi bukanlah instrumen investasi, dia adalah instrumen proteksi, walau banyak sekali ya temen-temen sales asuransi yang mencoba menjual asuransi sebagai produk investasi, jangan gitu lagi ya kak 😏.
Asuransi sendiri terbagi dalam 2 tipe. Tipe satu adalah asuransi tradisional dan tipe kedua adalah asuransi unitlink. Apa bedanya sih?
Berdasarkan google, asuransi tradisional dikenal juga sebagai asuransi murni, ia adalah produk asuransi yang memberikan perlindungan financial tanpa melibatkan unsur investasi.
Dan asuransi unitlink adalah produk asuransi yang menggabungkan manfaat proteksi dengan investasi. Dimana sebagian premi akan digunakan untuk pertanggungan asuransi dan sisanya untuk diinvestasikan.
Nah karena ada embel-embel "diinvestasikan" maka sering kali kita merasa bahwa produk asuransi = produk investasi, padahal tidak serta merta seperti Itu. Oke, mari kita bahas kelebihan dan kekurangan dari masing-masing produk.
Untuk asuransi tradisional, kelebihannya adalah harga premi yang lebih kecil dengan pengembalian uang pertanggungan yang lebih besar. Contoh dengan premi 500.000, nasabah asuransi tradisional bisa memperoleh uang pertanggungan sampai dengan 1M, Sedangkan nasabah asuransi unitlink hanya mendapat uang pertanggungan sebesar 500ribu.
Namun kekurangan asuransi tradisional adalah, kamu tidak bisa cuti pembayaran premi sama sekali. Hal itu dikarenakan seluruh uang premi kamu dialokasikan ke asuransi.
Nah berbeda dengan asuransi unitlink. Sekalipun biaya premi lebih mahal, tapi karena sebagian uang premi di investasikan ke produk investasi, maka kamu bisa mendapatkan benefit dana tunai yang bisa kamu tarik dalam jangka waktu tertentu. Kamu pun dapat melakukan cuti pembayaran premi selama nilai dana tunai kamu masih mencukupi untuk pembayaran premi. Tapi... Kekurangan dari asuransi unitlink adalah uang yang diinvestasikan Itu bergantung pada instrumen investasi yang digunakan. Bisa jadi untung tapi bisa juga rugi. Nah. Ini nih yang ga pernah dibahas sama sales asuransi -- jangan lagi ya kak, yaaaa...
Gue pribadi mengambil asuransi kesehatan unitlink, yang di dalamnya juga udah ada asuransi jiwa, walau gak besar. Kenapa? Lebih ke untuk jaga-jaga sih. Kalau suatu hari gue lagi kesulitan keuangan dan gak bisa bayar premi, paling enggak gue bisa cuti bayar dulu. Soalnya kalau asuransi kamu ditutup, lalu kamu terdiagnosa penyakit berat, kemungkinan kamu bisa buka asuransi lagi Itu kecil, kalau pun bisa, maka penyakit kamu yang terdiagnosa sebelum buka asuransi ya gak akan di cover. Sayang kan?
Tapi banyak financial planner yang memilih untuk ambil asuransi tradisional, ya karena sebetulnya untuk hitungan asuransi, lebih menguntungkan yang tradisional sih yah.
Kalau kamu masih bingung, bisa coba pakai template perbandingan suransi dimana kamu bisa liat detail manfaat asuransi apa saja yang harus diperhatikan dan melakukan skooring terhadap manfaat asuransi, dari yg negotiable sampai yang wajib ada. Selamat mencari asuransi yang paling cocok untuk kamu 😘
Komentar
Posting Komentar